Act My Age

12:11

What's my age again , Blink -182




Akhirnya nulis unek - unek disini lagi yhaaa hahahah. Nggak, postingan ini nggak ngereview film dan segala hal geek lainnya kok, enggak. Hari ini gue cuma mau ngeluarin unek unek aja.

Yak, di tahun 2017 ini (gils, ini blog udah ada 7 tahun dong! Whoaaa) gue berumur 23 tahun. Jujur aja, gue sempat membersihkan beberapa postingan alay - alay di blog ini sambil tutup muka sangking malunya sama diri sendiri.
Gue sadar, meskipun kalau gue baca postingan yang dulu dulu, gue sadar gue sudah mengalami cukup banyak metamorfosis di dalam pola pikir gue. Gue sudah meninggalkan dunia alay dan sok gaul itu hahahaha. Tapi semua itu bersifat internal, karena kalau dilihat dari lapisan luar, banyak yang bilang gue nggak berubah. Iya, dari jaman SMA sampe sekarang gue terseok seok pengen lulus dari kampus, gue nggak megalami perubahan secara signifikan. Gue tetep nggak nyentuh dunia kosmetik, tetep bakal ngucek mata tanpa sadar pas pake eyeliner dan akhirnya mbleberan, nggak nyentuh dunia per-hijab-an juga, tetep pake celana pendek sama sepatu cowok, pake kemeja kotak - kotak, dan tetep dipanggil mas mas. Oh iya, tetep gendut dan tetep makan banyak apalagi kalo lagi stress. Toket gue juga gak mengalami perubahan yang signifikan dan mengecewakan *sigh*

Gue sering merasa gue tertahan di garis waktu gue sendiri, sedangkan temen - temen gue udah berapa puluh langkah lebih maju. Udah ada yang punya kerjaan tetap, udah ada yang punya anak, udah ada yang punya jenjang karir yang bagus. sedangkan gue disini masih nonton Spiderman sambil fangirling sama Tom Holland.

Dan gue sempet kesentil sama salah satu artikel online, lupa sumbernya dimana(inget sih websitenya cuma males searching artikelnya), pokoknya artikelnya bernada nyinyir - nyinyir anak muda kekinian yang lebih kritis dan nggak mainstream. Mereka lagi membahas tentang tren - tren "label" atau pengkotak-kotakkan identitas anak muda jaman sekarang. Ada anak hipster lah, ada anak apa lah, pokoknya label - label sekarang ini. Sampe ada satu label yang ngomong tentang tren orang dewasa yang kekanak-kanakkan. (yang mana gue gak pernah tau kalau ada label ini, serius.)
Di artikel itu bilang orang orang dewasa ini adalah orang orang dewasa yang masih bertingkah seperti anak kecil. Dan yang gue tersinggung disini adalah mereka menganggap orang dewasa yang seperti anak kecil itu orang orang diatas 17 tahun yang masih menghabiskan uang untuk beli merchandise Doctor Who, atau barang barang seperti Gundam dan Action Figure.
Gue sebagai perempuan 23 tahun yang kelak akan memiliki pendapatan pribadi dan sudah merencanakan buat beli funko-pop nya Sherlock Holmes jadi agak agak panas.

Gue merasa orang orang seperti kami, yang masih terobsesi dan ngefans dengan hal - hal seperti Anime, Manga, action figure, series, sekalipun usia kami sudah diatas 17 tahun, udah ada labelnya sendiri kok, yaitu Geek, Nerds(dan gue gak malu kalau ada yang bilang gue geek, karena emang gue geek kok). Dari jaman kapan tau udah ada labelnya sendiri, dan itu bukan "tren - trenan orang dewasa yang bertingkah seperti anak anak".

Gue kesel aja, kenapa harus menakar kedewasaan dengan hobi. Jadi orang dewasa itu harusnya hobinya mancing, ke salon, nongkrong di starbuk sama teman - teman kantor, main golf, nge gym, gitu? Orang dewasa gaboleh excited karena mau nonton film Marvel? Gaboleh buang buang uang pendapatan sendiri, hasil jerih payah sendiri buat beli barang yang mereka mau?

Banyak kok orang dewasa diluar sana, yang meskipun berperilaku seperti bapak- bapak dan ibu - ibu layaknya orang dewasa tapi pemikirannya seperti anak kecil. Banyak kan orang orang yang akhir akhir ini gampang di provokasi dan ujung ujungnya berantem dan rusuh udah kayak bocah SMP tawuran? Banyak kan, bapak - bapak ibu- ibu yang asal njeplak di sosmed? Apakah mereka main Gundam dan koleksi action figure? Nggak. Mereka ibu rumah tangga biasa beranak 3 yang arisan setiap har Sabtu. Apakah menurut lo mereka bertingkah dewasa dengan ribut di fb dan main komentar seenak jidat? Hmmmm

Gue yang awalnya cukup(sangat) insecure terhadap perkembangan kulit luar gue yang tidak berubah banyak ini akhirnya cukup mampu menentramkan diri. Karena emang pada akhirnya orang hanya akan melihat perubahan yang terjadi di luar.

Istilahnya kayak pabrik mi yang udah bolak balik ganti karyawan,presdir, ganti visi misi, tapi orang tetep ngeliat mi yang di supermarket seperti biasa aja, karena logo dan bungkusannya nggak diganti. Orang nggak akan pernah mikir kalau di dalam perusahaan mi tersebut udah berapa karyawan yang dipecat, udah berapa kali revisi goals dan tujuan perusahaan, udah berapa manager yang naik turun pangkat, udah berapa mesin di pabrik yang mati dan rusak, daaan banyak hal kecil dibalik sebungkus mi instan itu.
Dan mengganti kemasan produk yang selama ini udah melekat dan jadi  jati diri perusahaan nggak segampang itu. Banyak resiko yang harus dipertaruhkan kalau ngganti design, warna, dan tampilan yang sudah melekat di hati pelanggan, dan udah jadi identitas perusahaan tersebut.

Banyak orang yang ngeliat orang yang nggak berubah - berubah tampilan luarnya dipikir nggak bermetamorfisis dalamnya. Dan gue pun ga akan capek capek berusaha mengubah tampilan luar gue hanya untuk orang - orang melihat kalau gue sudah jadi orang dewasa yang pantas. Gue akan tetap pake celana pendek dan kemeja kalau itu emang bikin gue nyaman. gue akan pake rok dan blazer diluar tuntutan peraturan (kalo gue kerja di kantor ye) kalau memang gue merasa itu nyaman. Gue akan pake make up kalo gue nyaman. Kalo nggak ya gak akan gue lakukan.

Jadi jangan kaget kalau nanti gue udah 50 tahun dan masih pakai kaos gambar Spiderman! Tapi kaos Spiderman nggak akan bisa menjadi tolok ukur kedewasaan seseorang!

Ini emang postingan rada absurd yang nggak jelas juntrungannya sih, udah lama ga curhat secara tulisan juga hahahah. Jadi pokoknya begitu, sekian dan terimakasih.


You Might Also Like

1 comments

  1. Dan untuk semua orang (mau masih TK kek atau udeh kakek-nenek kek) yang mencintai hidupnya (dibanding orang yg ingin dicintai tapi mengubah semua jati dirinya) ialah orang yang sangat dewasa. Karna dewasa itu pola pikir, bukan level fisik kayak perempuan yang dapet mens. Wkwkwkwkwk

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Flickr Images