Membedah Mycroft

20:49

Seperti biasa, kalau saya sudah terlalu dalam terperosok dunia fiktif, saya harus menuliskan opini saya supaya bisa move on dan menceburkan diri ke dunia fiktif yang lain. 
Jadi, bersiaplah karena kali ini saya akan membahas..... ...




MYCROFT HOLMES

"All lives end... all hearts are broken... Caring is not an advantage... Sherlock." 

If you seem slow to me, Sherlock, can you imagine what real people are like? I'm living in a world of goldfish."

"Well, I supposed there is a heart somewhere inside me. I don't imagine it's much of a target, but why don't we try for that? "


Mycroft...? Siapa? Hmm... untuk lebih jelasnya, saya bahas dulu sedikit tentang adiknya yang jauh lebih terkenal, Sherlock Holmes. 


Sherlock Holmes, adalah seorang konsultan detektif yang tercipta dari kejeniusan Sir Arthur Conan Doyle. Cerita misteri dan penuh teka teki dipadankan dengan tokoh yang eksentrik dan ikonik sukses menjadi salah satu karya yang legendaris sejak kemunculanya pada tahun 1887 hingga kini. Penokohan Sherlock Holmes yang unik membuat karakternya diadaptasi oleh banyak penulis lain sebagai patokan referensi dalam membuat tokoh detektif. Pintar, penuh rasa ingin tahu sekaligus sok tahu, sombong, harga diri selangit dan menyebalkan.

Dan ramuan - ramuan Sir Arthur Conan Doyle mudah diracik ulang dan tetap memberikan sensasi yang berbeda beda di tangan penulis yang lain. Detektif Conan adalah contoh kongkret dimana Aoyama Gosho - sensei menggunakan racikan ACD untuk membuat tokoh Shinichi Kudo berikut kasus - kasus yang menyertainya. Begitu juga film Sherlock Holmes yang merambah Holywood  dengan menggaet Robert Downey Jr dan Jude Law berusaha menerjemahkan novel ACD dengan visualisasi yang menakjubkan dan mengambil hati para Sherlockian. 

Melewati masa kecil dengan membaca Detektif Conan membuat saya langsung jatuh hati ketika pertama kali menonton Sherlock series dari BBC. Sekalipun saya belum pernah membaca novel ACD aslinya, jalan cerita dan suasana yang diciptakan begitu familiar sehingga saya tidak kesulitan beradaptasi untuk mencintai Sherlock Holmes ciptaan Steven Moffat dan Mark Gatiss ini. 




Pada adaptasi ini, Steven Moffat dan Mark Gatiss (sebut saja mereka berdua Mofftiss,lol)  selaku penulis cerita yang memang fans dari novel ACD membuat terobosan baru, alih - alih hanya memvisualisasikan novel Sherlock ke layar kaca seperti Sherlock Holmes movie garapan Guy Ritchie ataupun menyerap karakternya dan membuat karakter baru seperti Detective Conan, Mofftiss membawa Sherlock Holmes ke masa modern. 

Tidak ada Holmes dan Watson, melainkan Sherlock dan John. Tidak ada catatan harian cerita pendek Watson, tapi ada blog pribadi milik John. Tidak ada kusir dan kereta kuda tetapi ada pengemudi dan supir taksi. Tidak ada surat dan telegram, tapi Sherlock punya handphone dan internet. 
Cerita - cerita karangan ACD yang memang sudah apik dan padat di aduk sedemikian rupa dengan sedikit perubahan disana - sini untuk menyesuaikan zaman dan terciptalah Sherlock series yang begitu fenomenal di era modern. 

Terlepas dari akting Benedict Cumberbatch dan Martin Freeman yang sangat mengesankan dan menghidupkan Sherlock Holmes dan John Watson masa modern, banyak tokoh tokoh pendamping dari cerita ACD yang juga digodok dengan matang sehingga terjalin interaksi antar karakter yang begitu kuat dengan porsi yang cukup. 

Mycroft Holmes adalah salah satu karakter pendamping dalam cerita ACD, yang mana merupakan kakak dari Sherlock Holmes, dan kemudian diadaptasi oleh Mofftiss dalam serial Sherlock yang mana diperankan oleh Mark Gatiss sendiri. 

Dalam cerita cerita ACD, Mycroft digambarkan sebagai kakak dari Sherlock yang memiliki kejeniusan dan kemampuan deduksi yang jauh diatas Sherlock. Sayangnya Mycroft tidak mau melakukan "kerja lapangan" atau melakukan hal - hal  untuk membuktikan pikiran - pikiraanya, dimana Sherlock yang memiliki ego tinggi dan eksentrik justru merasa harus membuktikan deduksi - deduksinya agar orang - orang tahu dia benar, 
Dengan gambaran itu, Mofftiss merancang Mycroft menjadi karakter yang dalam dan kompleks untuk mengimbangi karakter Sherlock yang juga tidak kalah rumitnya, dan hal ini menghasilkan hubungan antar dua karakter yang begitu dinamis. 







Dalam BBC Sherlock, Mycroft adalah seorang yang bekerja dalam pemerintahan Inggris, yang memiliki kuasa dan juga kekayaan yang melimpah namun selalu berada dibelakang layar. Ia seringkali meminta Sherlock untuk melakukan penyelidikan atas kasus - kasus rahasia yang terjadi dalam parlemen maupun politikus - politikus kelas atas, karena itu tadi, meski kepintarannya diatas Sherlock, Mycroft tidak mau melakukan kerja lapangan. 

Secara penampilan, dapat  disimpulkan bahwa Mycroft adalah kutub yang berlawanan dari Sherlock dalam segala aspek. Rambut Mycroft tipis sedangkan Sherlock keriting dan panjang. Mycroft mengkancingkan kerah, berdasi, hingga setelan jas lengkap tanpa sela. Sedangkan Sherlock tidak pernah mengenakan dasi atau bahkan mengkancingkan kerah. Mycroft adalah segala tentang keteraturan yang sempurna dimana Sherlock adalah kekacauan besar - besaran. 

Untuk urusan sifat, Mycroft dijuluki The Ice Men. Orang berdarah dingin yang tidak memiliki emosi dan perasaan. Mycroft selalu merendahkan orang - orang yang menggunakan perasaan diatas logika. Ia selalu menekankan kepada Sherlock bahwa perasaan adalah sebuah kelemahan. Mycroft sadar akan kejeniusannya, tetapi tidak serta merta menonjolkannya sebagai sesuatu yang dipamerkan ke publik untuk sekedar aktualisasi diri seperti yang dilakukan Sherlock. Namun dibalik itu ia tetap sombong dan mentertawakan orang - orang di sekitarnya yang dianggap "lamban" dan tidak mampu mengikuti pola pikirnya. Karena itu ia tidak mau susah payah pamer dan menjelaskan berbagai hal kepada orang lain yang dari awal sudah dianggap tidak akan mengerti jalan pikirannya. 

Dalam hal eksentrik, Mycroft yang begitu teratur (dan cenderung OCD menurut Sherlock) memiliki kontrol penuh terhadap dirinya baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga meskipun isi kepalanya berjalan lebih cepat dan lebih berisik daripada Sherlock, Mycroft tidak kehilangan kendali atas dirinya dan menjadi jenius yang setengah gila. Justru Mycroft tampak seperti orang biasa, politikus kaya raya yang berkuasa. Mycroft sadar jika ia ingin keteraturan yang sempurna maka ia harus menjadi orang yang berkuasa agar bisa mengendalikan segalanya dalam skala besar. Dan untuk itu dia harus menjadi orang yang mampu berbicara selayaknya politikus, yang kalem dan rapi, kemudian duduk di belakang meja mengendalikan semua dari balik layar, karena ia tidak suka menjadi pusat perhatian dari manusia lain yang mana akan mengacaukan dan membawa hal - hal tak terduga sebagaimana kehidupan Sherlock berjalan. 





Mengkaji karakter Mycroft tidak dapat dipisahkan dari hubungannya dengan Sherlock. Hubungan kakak adik yang rumit tapi juga sederhana ini merupakan salah satu aspek terbesar yang membangun sifat Mycroft. Dengan umur yang terpaut cukup jauh, Mycroft nampak banyak mengambil peran menjadi figur orang tua dalam kehidupan Sherlock.
Meski disebut - sebut sebagai The Ice Men yang tidak berperasaan, namun sikap Mycroft terhadap Sherlock justru kebalikannya. Ia bersikap seperti emak - emak cerewet yang mengkhawatirkan anak bujangnya setiap waktu. Tapi tentu rentetan afeksinya terhadap Sherlock dibalut dengan ego seorang kakak yang sombong sehingga Sherlock sering tidak percaya kalau kakaknya memikirkanya dengan sungguh - sungguh. 




Jadi bisa dikatakan Mycroft tidak peka akan emosi manusia karena terlalu logis dan tidak pandai dalam bersosialisasi diluar urusan profesional, tetapi disatu sisi ia memiliki rasa sayang dan peduli terhadap adiknya. Sayangnya ia sering memaksa Sherlock untuk menekan dan menghapus perasaannya karena pada dasarnya Sherlock adalah orang yang emosional dan sentimental. Dan Mycroft khawatir emosional yang berlebihan akan membawa Sherlock pada kehancuran karena disatu sisi Mycroft tidak mengerti akan hal hal berbau perasaan dan ia tidak tahu bagaimana mengajari Sherlock mengendalikan perasaan dan emosi manusia - manusia disekitar mereka sehingga lebih baik kalau membuat Sherlock seperti dirinya saja, tidak berperasaan. 
Namun hal itu malah menjadi bumerang, karena Sherlock secara naluriah tetap memiliki sisi sentimentil dan membawanya ke dalam lingkaran sosial - yang meskipun kecil - namun berkembang dengan hangat. Ia bisa berhubungan cukup baik dengan John Watson, Mrs. Hudson, Molly, dan Lestrade. Tetapi justru kepada kakaknya sendiri Sherlock tidak mampu mengolah emosi dan rasa empatinya. Sehingga meskipun terlihat dekat, dua saudara itu sesungguhnya jauh juga. Tapi mau dibilang jauh pun, mereka berdua adalah orang yang paling memahami satu sama lain. 
"People called it... Difficult...Relationship." Yap, benar sekali Mycroft.







Dan Mofftiss berhasil membuat karakter pendamping ini begitu hidup sampai menarik perhatian saya. Tentu pada awalnya saya seperti penonton yang lain akan terpikat dan menaruh simpati pada Sherlock sebagai tokoh utama. Tapi makin lama (terutama di season 4!) simpati saya malah tertuju pada Mycroft. 
Mycroft seperti superhero yang dibalut oleh ego dan sarkasme.Dia selalu ada untuk Sherlock. Mulai dari ngurusin Sherlock yang overdosis, bantuin Sherlock dengan segala kuasanya, dan membereskan kekacauan yang ditimbulkan oleh Sherlock.
Meskipun Mycroft pernah menyatakan "I'm not lonely, Sherlock" , tapi tetap saja, ketika Sherlock punya John dan teman - teman yang siap melindunginya, Mycroft sendirian. Mycroft akan selalu mengawasi Sherlock, tapi kemudian siapa yang mengawasi Mycroft? 
Dan dengan perlakuan Sherlock yang menurut saya cukup kasar untuk membalas apa yang sudah Mycroft lakukan untuknya selama ini, gimana gak kasihan coba :(
Makanya setelah nonton series ini saya ngidam punya kakak laki - laki seperti Mycroft yang penuh afeksi luar biasa tapi tidak terkesan cengeng dan sentimentil. 

Mofftiss telah membuat seorang Mycroft dengan sempurna, dan Gatiss memerankannya tanpa sela. Mycroft The British Government, The Ice Men, dan seorang kakak dari Sherlock Holmes yang sesungguhnya memiliki banyak rasa kasih sayang dalam dirinya tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi emosi yang dapat disalurkan kepada manusia lain. Mycroft yang menonton film hitam - putih sendirian di rumahnya yang besar bersama kulkasnya yang kosong dan kelabu. Control - freak yang berusaha membuat segalanya begitu teratur. Mycroft yang tidak mampu bersosialisasi diluar hubungan profesional. Mycroft yang sombong dan angkuh tetapi juga rapuh. Oh poor Mycroft. 





You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images