Karya Seni Yang Hidup

00:03





Tidak, saya tidak pindah jurusan kuliah kok. Saya masih berguling - guling dengan bau cat minyak yang menyengat. Saya hanya sedang ingin membahas 'tetangga sebelah' yang selalu berhasil memukau dan menggugah perasaan saya. 

Satu - satunya seni pertunjukan yang pernah saya lihat langsung hanyalah pertunjukan teater. Untuk musik dan tari sering saya nikmati sebatas layar kaca dan keajaiban dunia internet. Selama menonton pertunjukan teater atau video tari(terutama tari kontemporer dan ballet; saya sempat tergila - gila menggambar balerina :p ), entah kenapa kadang pikiran saya tidak selalu fokus dengan pertunjukan secara keseluruhan. Saya akan mengamati salah satu aktor atau penari dan pikiran saya membayangkan bagaimana mereka berlatih, bagaimana kehidupan mereka diluar panggung sehingga mereka dapat menguarkan energi yang begitu kuat diatas panggung.
Dan selama itu pula saya bertanya - tanya kenapa saya sangat terpukau. Kenapa saya bisa begitu tergugah melihat seseorang lompat kesana kemari, berputar, bergerak, bicara, tertawa dan menangis.

Yang membedakan bidang - bidang seni adalah media dalam berkarya. Dalam seni rupa sendiri terdapat berbagai cabang jika diurai menurut media yang digunakan. Dan di suatu siang bolong ketika mendengar suara mahasiswa teater olah vokal, terlintas di pikiran saya. Kita letakkan seorang aktor di tengah panggung polos tanpa properti maupun kostum, ia masih bisa bermonolog dan menghadirkan sebuah karya. Kita bisa meletakkan seorang penari tanpa kostum dan musik, namun ia masih dapat memukau penonton dengan gerakannya. Kita bisa meletakkan seorang penyanyi tanpa instrumen apapun diatas panggung, ia tetap akan mampu menghasilkan karya menggunakan pita suaranya.
Seorang perupa, diletakkan dimana saja tentu juga dapat berkarya dengan memanfaatkan seluruh material disekitarnya, dan itulah wujud  karyanya. Karya seorang seniman rupa  berwujud material. Karya seorang seniman pertunjukkan tidak lain adalah dirinya sendiri. Karena itu, saya yang berkarya menghasilkan material, selalu terkagum - kagum melihat mereka yang dirinya sendiri merupakan karya seni, the living art. Seorang seniman pertunjukan adalah sebuah karya seni yang hidup.


Pertama kali saya terpukau dengan seni pertunjukan saat menonton Kenapa Leonardo? (2008) yang dipentaskan oleh teater Koma. Disitu saya sangat terkagum - kagum dengan akting Budi Ros sebagai Pak Martin. Karena waktu itu saya masih ingusan dan jalan cerita yang cukup berat untuk saya waktu itu membuat pikiran saya cukup terpecah dengan berpikir tentang bagaimana para aktor - aktor di atas panggung tersebut bisa begitu hebat, bagaimana mereka bisa 'menjadi orang lain', bagaimana mereka bisa menyalurkan suatu perasaan dan perasaan itu sampai ke penonton? Semenjak pementasan tersebut, setiap saya menonton pertunjukan teater lagi pikiran saya akan sedikit teralihkan dengan pertanyaan - pertanyaan semacam itu. Saya akan selalu melihat seorang aktor teater sebagai the living art.

Untuk tari, saya sempat terobsesi dengan balerina. Lupa karena apa, tapi saya sangat ingin menggambar seorang balerina. Geraknya lentur dengan anggun. Kaki yang berjinjit tinggi membuat postur mereka terlihat begitu cantik. Dengan toe shoes dan rok tutu. Karena tidak pernah menonton pertunjukan tari balet secara langsung, saya hanya jatuh cinta dengan balerina dan gerakannya yang gambar-able (apasih haha)

Video Alia Alekzander ini merupakan salah satu pemicu saya gemas sekali ingin
menggambar berbagai gerakan dalam balet.



Dan kemudian saya jatuh cinta dengan tari modern dari acara televisi. Awalnya tidak terlalu tertarik, saya hanya kagum dengan gerakan saja, sampai suatu hari saya jatuh cinta dengan Maddie Ziegler, seorang penari muda dalam video Chandelier milik Sia. Saya menonton video tersebut berulang - ulang dan jatuh hati. Maddie Ziegler sangat piawai dalam berekspresi dan menyalurkan emosi kepada penonton, didukung musik Sia yang memang emosional.

Sia - Chandelier



Sia - Big Girl Cry








Dan yang terakhir, saya baru saja jatuh cinta dengan seorang Jay Kim. Salah satu koreografer asal Korea. Bukan, saya tidak jatuh cinta karena saya terjangkit K-Pop, tidak kok hahaha. Tapi saya terpukau dengan tariannya yang membawakan lagu Ed Sheeran - Give me love. Memang hanya beberapa menit, sepenggal lagu saja, namun entah kenapa itu terasa sangat indah dan membuat saya merinding lemas. Banyak yang bilang gerakannya aneh dan awkward. Tapi saya tetap suka, jadi gimana dong hahahaha.




Menurut saya, para penari yang mampu menggugah hanya melalui layar kaca saja sangat hebat. Mereka berhasil menyalurkan emosi tanpa harus berada diahadapan penonton secara nyata. Ya, ditunjang dengan sinematografi yang memadai juga tentunya. Karena banyak penari yang bagus dan mengupload video ke youtube hanya saja karena tidak direkam secara maksimal emosi mereka tidak sampai kepada penonton, hanya seperti video amatiran saja. 

Pada akhirnya karya seni apapun memang  sesuatu yang ajaib dan magis, selama senimannya mencurahkan emosi dalam karya - karyanya. Semoga suatu hari saya mampu membuat sebuah karya-  apapun bentuknya, yang mampu menggugah orang lain.







Yah, segitu dulu tulisan saya kali ini (saya cukup kaget melihat perkembangan tulisan saya di blog ini hahahaha mulai dari curhat - curhat geli zaman sekolah dan sekarang membahas karya seni >,<) see ya~


Gotir, 12 april 2016







You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images