J movie - Confessions/Kokuhaku | kudu ditonton!!

21:52

Belakangan ini nge review mulu ye? :p maklum lagi liburan kerjaannya nonton mulu -_-
nah kali ini gue mau bahas tentang J movie berjudul Confessions/Kokuhaku.
The first thing I said aftdr watching this movie.... "Anj*ing film sakit jiwaaaa!!"
Oke bukan film nya yang sakit jiwa, bukan juga sutradaranya yang brilian itu. tapi saya. film ini yang membuat saya sakit jiwa selama kurang dari dua jam.
Sensasi yang ditinggalkan setelah nonton film ini agak mirip dengan sensasi setelah nonton anime movie Colorful(nah ini saya ceritain lain waktu :p )
Sensasi nyesek,nohok,dark, suram, muram, depresif... rasanya pengen teriak. tapi saya ga bisa teriak. jadi perasaan saya yang teriak teriak di dalem dan menimbulkan sensasi sensasi tersebut.
yep, kali ini saya nggak nangis nonton Jmovie, sekalipun ada adegan nangis nangisan dan adegan yang sentimentil, saya nggak nangis, lebih tepatnya nggak bisa nangis. Dari awal  hati saya nebak nebak ini film macam apa. Dan "pop!" seperti yang disebutkan Shuuya Watanabe di film ini ketika dia mendeskripsikan perasaannya kehilangan ibu tercinta lantaran perceraian orang tua, film ini pun memberikan sensasi gelembung gelembung pecah dalam dada saya.
waktu saya membaca review di salah satu blog, dimana film ini masuk most watching nya si penulis, saya cukup tertarik. Apalagi disitu cuma disebutkan secuil deskripsi tentang Yuko-sensei, seorang guru yang pada hari terakhir mengajar tahun itu memberikan pelajaran hidup kepada murid muridnya.
Disebutkan sih disitu,genre nya Thriller Pshycologist - Drama. Well... Saya berfikir nggak jauh beda paling sama Butterfly Effect dan semacamnya.
Jadi... Yaudah saya tonton.
Dan ya. Filmnya emang "nggak gitu doang". Sinematografinya apik, artistiknya bagus, soundtrack scoring backsoundnya pas.... Film ini sukses mengaduk aduk batin saya.
Dibuka dengan adegan Yuko sensei, yang menutup tahun ajaran dengan monolog tentang pengakuannya di depan kelas. Ceramah yang awalnya hanya seperti ocehan guru yang lagi curhat dan dianggap angin lewat oleh murid muridnya lama kelamaan menjadi pengakuan yang mengerikan dimana ketegangan memuncak dan siswa siswi mulai memperhatikan dengan seksama.
Yuko sensei menceritakan tentang anaknya yang meninggal karena tenggelam di kolam renang sekolah. Kejadian itu dianggap kecelakaan oleh polisi. Dia mengiyakan keputusan polisi, tapi tidak dibelakangnya. Ia telah menyelidiki sendiri dan menemukan bahwa pembunuh anaknya adalah dua orang siswa di kelasnya yang bersekongkol. Dia menyebutnya dengan Si A dan Si B. Setelah di jelaskan ciri ciri siA dan B tanpa menyebut namanya, Yuko sensei menutup 'curhatnya' dengan mengatakan  "Aku telah menyuntikkan darah suamiku yang terinfeksi HIV ke dalam kotak susu  A dan B yang tadi kubagikan. Silakan melakukan tes darah beberapa bulan kemudian. Lalu proses infeksinya akan memakan waktu 6 sampai 10 tahun"  Lalu kelas ditutup dan Yuko san melenggang pergi.
Pembalasan dendam paling sadis yang pernah saya lihat di film. Tidak, bukan h virus HIV nya itu, tapi dampak semuanya. Dampak pengakuan dia hari itu, merupakan titik balik, bencana paling buruk dari semua yang terburuk bagi si A dan B.  Betapa semuanya sangat sangat... Menyesakkan... plot nya berkembang. Puzzle mulai tersusun lama kelamaan. Kita diajak berfikir dalam keadaan kelabu sendu dan ketegangan tiada putus. nggak musiknya nggak kayak musik horror yang lama lama meninggi dan bikin jantung mau copot pada klimaks tertentu. Ketegangan yang diciptakan sutradaranya begitu rapi, tenang, padat. Jadi klimaksnya bukan "Ctar!" "Kyaaaaa~" dimana kalau di film horror kita dituntun untuk melihat hantu dan efek efek terkejut, disini kita... "Bug!" lalu "ugh...." Dipukul, dan kita hanya mampu mengerang tanpa suara, melihat kenyataan yang ada.
mana sempat nangis -.-
ada beberapa review yang menyatakan film ini agak nonsense, dimana tokohnya adalah anak anak SMP, yang sudah berani melakukan pembunuhan hanya demi sebuah pengakuan ditopang nalar  bocah.
kalau menurut saya, justru disitu pointnya. yang bikin makin nyesek. dimana kita disuguhi anak anak yang umur 13 tahunan(seumuran Cowb*oy j*unior kali ye -.-) bisa gitu membunuh manusia lain dengan tanpa penyesalan yang berarti. dan lagi, di film ini ditegaskan bahwa anak anak dibawah umur kebal hukum( di negri sana ya) jadi sekalipun mereka terbukti membunuh, mereka tak akan di kenakan sanksi apapun.  bisa jadi ini sebab mereka mampu membunuh tanpa memikirkan penyesalan.
Film ini menyuguhkan tentang dendam. "Balas dendam lebih kejam dari perbuatan" yap.
Film ini ditutup dengan tokoh Shuuya berteriak, dan adegan ini membuat perasaan saya ikut berteriak.
well film cerdas ini mewakili Jepang dalam Academy Awards ke-83
sebagai Best Foreign Language Film sekalipun nggak menang :( cuma sampe short list atau 10 besar kalo nggak salah. Tapi film ini wajib ditonton. Dan jangan pernah sekalipun di cepetin atau di fast forward pas nonton. mungkin emang film ini terkesan lambat, tapi please, biarkan sensasi slow motion memenuhi emosi lo dan it will "pop!" at the right time!

You Might Also Like

1 comments

  1. ini jg film super deh ;__; nonton pas kelas 1 SMA dan... aduh nusuk

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Flickr Images