Another "imbas"

16:59

Dimana, akan ku cari
Aku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin
bertemu
Untukmu aku bernyayi

Dulu,nyokap gue sering nyanyiin lagu ini. Karena waktu itu keadaanya sama seperti gue sekarang. Bokap gue dulu keadaannya juga seperti gue sekarang. Kadang kadang orangtua gue dengan terselubung menyanyikan lagu itu. Dulu juga, gue menganggap lagu tersebut nggak banget. Sok sedih. Baca lagi, SOK SEDIH. Sok meratap ratap, menggalau karena ditinggalin seorang ayah.
And who knows? Sekarang gue menyanyikan lagu itu dalam hati,dan gue ngerti banget rasa liriknya,yang dulu gue bilang sok meratapratap,sekarang pun gue meratap ratap.

Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata
Di pipiku


Klise. Lebay. Dramaqueen. Gue mungkin nggak seharusnya nulis tentang bokap gue melulu. Nggak seharusnya gue inget inget bokap gue terus. Tapi, orang yang sudah meninggal hanya bisa hidup dalam kenangan orang lain,bukan?*Det.Conan*
Gimana lagi? Namanya rindu. Nulis sebanyak banyaknya,berharap koneksi HSDPA ini nyampe ke "sana".

Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam
Mimpi..


Bokap gue nggak bakal habis habis gue ceritain,sebanding dengan segudang penyesalan yang beruntun,berentet,bererooot didalam hati gue. Orang yang meninggal, posisinya emang bisa digantikan oleh orang lain. POSISINYA, bukan ORANGnya kan? Sama seperti pacar. Status pacar bisa diisi siapapun juga,tapi orangnya ya nggak bisa diganti ganti. Kangen. Dan nggak tau harus apa selain berdoa. Beberapa minggu lalu akhirnya gue mimpiin bokap gue,setelah jauuh sekian lamanya dia nggak hadir hadir di dalam memori gue kalau lagi tidur. Dan gue nggak tau lagi. Blank. Banyak penyesalan yang nggak bisa gue sentuh.

Lihatlah, hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah,
aku ingin bertemu
Untukmu, aku bernyanyi


Terlalu banyak perubahan perubahan yang sebenernya,mungkin,kalau masih ada bokap, nggak bakal kayak gini. Tapi apa mau dikata? Hidup adalah hidup, kita pemeran,tinggal baca naskah dan memerankan. Ketika kejadiannya berlangsung,nggak terasa apa apa, karena terlalu shock dan bingung. Bertahun tahun kemudian,bolong di dada itu makin besar,dan makin berasa kopong. Imbas,selalu lebih pedih, lebih parah.

Gue cuma mau bilang,kalau gue kangen. Kangen sekangen kangen nya sama ayah saya.
Rambut krido;kriting domba, kacamata bulet model harpot plus frame ungu ke hitamhitaman,kumis tipis bebas brewok :P,tongkat 'naga' kaki tiga,kaki dan tangan kiri nonaktif,senyum yang nyebeliiiin >:) ,alis tebal setebal punyakuu~~*sokimut, perut agak berlayer alias cukup berlipatlipat walau tak gembung,boxer merah gambar puma,rokok rokok rokok, kopi, dan masih banyak,sebanyak penyesalan penyesalanku,kenapa nggak ini kenapa nggak begitu waktu dulu.

Nyesel,kenapa saya dulu harus bete bete sih ngurusin ayah saya,kenapa harus berebutan terotiroal,kenapa waktu itu mesti berantem... berapa kali saya nangis gara gara berantem sama ayah saya. kenapa nggak minta maaf...kenapa kenapa kenapaaaa.........................

Semakin sakit dan kopong. Pengen nangis tapi nggak nangis,kayak waktu hari H. Nggak nangis. Tapi terluka. Dan ternyata itu sakit.
Dan itu imbas. Imbas selalu lebih sakit.
Jagalah,keduanya dan peluklah mereka selama mungkin,selama kau masih bisa memenuhi rongga dadamu dengan cinta mereka yang utuh.

Proudly present, for my best father, Nur Muhammad

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images