Masa Lalu Lagi

22:16

Setelah dibuat nyesek oleh lagu Mercys-Ayah, sekarang saya dibuai oleh suara Naga "Lyla" di lagu Bernafas Tanpamu yang membuat saya semakin sulit bernafas karena semua slide slide kehidupan SMP saya muncul silih berganti begitu cepat,tepat sejak tadi siang saya mem-bluetooth lagu ini dari hape teman sekelas, dan mendengarnya lagi dan lagi,dan kenangan kenangan di SMP berhamburan membludak mengalir dari otak saya,membuat dada dan aliran syaraf menjadi agak agak nyeri. (Tangan Achmad Sofyan :P diambil waktu pengambilan raport *lupa semester berapa waktu klelas 8. Di balik foto ini ada gue,sofyan,Cindy. Lagi ngobrol,ketawa ketawa,ngeliatin sekolah yang mulai sepi...)



Dan lagu Lyla itu,nggak tau kenapa, membuat saya mengingatnya,kata katanya, dan semua kehidupan saya di SMP. Jujur,seperti tadi,pengen nangis tapi nggak nangis. Nggak nangis,cuma terluka. Luka luka lama yang menganga,kopong,mengosongkan rongga rongga yang jadinya hampa.

Waktu SMP,hidup saya kaya. Kaya akan segala galanya. Kaya tawa,kaya senyum,kaya dan kaya. Karena saya begitu polos,atau tolol,untuk selalu dan selalu dan selalu berfikir positif. SMP,semua bahagia,semua happy happy. Sejablayjablaynya seorang cewek tercap di SMP,nggak akan,nggak akan ada yang tega menghina dina dia di hadapan congornya. Atau hanya sekedar mencela dengan kata kata diatas dari kurang ajar itu nggak ada. Dan saya selalu berfikir positif tentang segala keadaan yang ada. Saya pun selalu berfikir bahwa everybody loves me, everybody happy.

Dan sebenernya SMP itu penuh luka dibalik segala canda tawa. Dimana banyak hal hal keras yang tak pernah tersentuh oleh imajinasi saya bahwa dibalik canda tawa teman teman saya, ada banyak luka dan lubang lubang di hati mereka. SMP saya diajari betapa kerasnya hidup itu, betapa takdir itu nggak sebaik yang kita kira, dan naskah hidup seindah dongeng itu cuma kamuflase. Banyak luka,banyak duka,yang saya pelajari disana. Susahnya menarik nafas,atau sekedar menguap.

SMP itu polos. Saya merasa begitu bahagia. Melihat matahari terbit dari depan kelas saja, mampu merubah mood saya menjadi begitu melankolis. Dan perdebatan nggak penting sama orang sok bego si ketua kelas yang memperdebatkan itu disebut suunset atau sunrise, atau sunlight(?) begooo...dan itu membuat saya cukup bersemangat. Excited,menunggu bel, nunggu english day,atau hari pidato...saya menanti nantikan itu semua. Nggak ada satu haripun saya berniat membolos karena nggak semangat. Saya selalu semangat.

Udara yang saya hirup waktu melewati jalan Setiabudi,lewatin polsek, warung mama Iren, belakang pasar, karbela.... argh..nyesek. Sakit. Aroma dan udara yang saya hirup, gembungnya paru paru saya yang begitu bahagia pulang bareng teman teman saya nggak bisa diartikan dengan kata kata,dan nggak bisa diulang! Betapa bahagianya saya. Hanya pulang bareng teman teman adalah momen penting,dimana saya merasa bahagia. Merasa bahaaaagia.

Saya juga nggak risih meliht temen temen saya pacaran. Nggak risih jadi nyamuk :P atau apalah. Saya bahagia main main,saya bahagia belajar,saya bahagia berangkat pagi pagi,dan menghirup segala udaranya. Pacar saya,yang dulu sahabtan sama saya juga, rasanya pulang bareng itu bahagiaaaa sampai susah nafas. Setiap hari. Hampir setiap hari. Nggak ada yang melukai saya,nggak ada yang NGATAIN SAYA DORA ATAU FREAK ATAU BUNTELAN KENTUT. Nggak ada yang nyela nyela saya.dan kami nggak saling mencela. Damai aman tentram.

Kelas dingin tanpa AC atau kipas sekalipun. Duit irit,emosi juga irit. Rasa bahagia itu,meluap luap. Dan saya sudah nggak bisa ngulang perasaan meluap luap itu lagi. Itu terlalu membahagiakan,dan menyakitkan.

Iya, itu masa lalu. Masa depan saya disini.
Saya rindu perasaan meluap luap,saya rindu semangat sekolang,saya rindu semangat pulang sekolah,saya rindu semangat hidup saya yang seperti itu.
Masa lalu.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images