Life of Pi "I just want to love God"
11:46
Seperti judul diatas, mengutip dari filmnya, dimana Pi dewasa yang hendak menceritakan kisahnya kepada si penulis, bahwa ceritanya mampu membuat orang percaya akan adanya Tuhan.
Setelah gue terpukau oleh filmnya, gue pun berniat membaca bukunya. Meskipun ada beberapa hal yang dirubah, namun plot dan dasar ceritanya bisa ditangkap dan penafsiran gue selama nonton film nggak melenceng melenceng amat setelah gue cek di novelnya.
Piscine Molitor Patel, seorang anak yang tinggal di India. Ayahnya menjalankan usaha kebun binatang di rumahnya, jadi rumah pi halamannya itu kebun binatang.
Keluarga Pi diceritakan sebagai keluarga penganut agama Hindu modern dan tidak terlalu religius. Namun Pi justru tumbuh sebagai anak yang religius dan terus bertanya tentang Tuhan.selain Hindu, Ia menganut agama Kristen Katolik dan Islam.
Ada satu hal yang ngena banget dari keseluruhan film maupun buku, waktu dia mengucapkan terimakasih kepada Dewa Wisnu karena telah mempertemukan dia dengan Yesus.
Disitu gue ngeh bahwa 'Tuhan"yang dia sembah,yang ngenalin dia ke "Tuhan" lain, dan "Tuhan" yang menciptakan dia dan segala skenario hidupnya itu sama kan? Tuhan yang hadir dalam kehidupannya hanya simbol kan, bahwa sesungguhnya diatas simbol simbol itu ada satu Tuhan yang ttak berwujud, universal, lepas dari semua agama dan cara menyembah, bahwa Dia itu Satu.
Ketika Pi berumur 16 Tahun, keluarganya memutuskan untuk pindah ke Canada. kebun binatang mereka tanahnya milik pemerintah, tapi binatangnya punya keluarga Pi, jadilah segitu banyak binatang diboyong naik kapal TsimTsum untuk ke Kanada.
Singkat cerita, kapal tenggelam dan si Pi selamat di sekoci bareng Richard Parker, harimau Bengal dewasa. Dan mereka terombang ambing selama 7 bulan. Dia sempat tinggal di pulau karnivora sebelum akhirnya kembali terombang ambing di laut.
dia nggak ngebunuh Richard Parker karena takut dan menjaga kewaspadaan. dia jadi sibuk mancing dan punya temab senasib di sekoci sekalipun Richard Parker buas dan nggak bisa ngomong kayak di dongeng.
Yang paling sedih itu dari yang terakhirnya,
"I was crying like a baby, because Richard Parker left me unceremoniously" "All of life is an act of letting go but what hurts the most is not taking a moment to say goodbye."
Ini yang gue suka dari keseluruhan film dan cerita. Ending yang emang nyata. Harimau itu ninggalin Pi gitu aja pas udah sampe di Meksiko. Dia kabur kayak kucing kampung yang terkurung di dapur kita, dan begitu pintu dapur dibuka yaudah dia cabut aja gitu.
nggak kayak film film tentang binatang - manusia yang lain, yang biasanya uunyu unyu, kalau nggak binatangnya mati ya binatang itu balik lagi ke si pemeran utama dan mereka bersahabat happily ever after.
nah ini nggak. itu harimau pergi gitu aja dan nggak ada ceritanya dia balik lagi nemuin si Pi kayak peliharaan yang tersesat.
"It broke my heart"
yes, and broke my heart too :'(
sedih banget deh.
meskipun akhirnya nggak dijelasin lebih lanjut lagi tentang agama yang dia anut, kayaknya kita yang harus merenunginya sendiri.dia Hindu, Katolik dan Islam. tapi dia nggak kafir, dia nggak menyalahkan agama apapun, dan dia percaya Tuhan itu ada dan ingin mencintai Tuhan bagaimanapun caranya.
"Aku tidak mengerti, kenapa aku tidak boleh jadi tiga tiganya sekaligus? Mamaji punya dua paspor. India dan Prancis. Kenapa aku tidak bisa menjadi Hindu, Kristen dan Muslim?"
"Itu beda. Prancis dan India kan negara negara di bumi"
"Memangnya ada berapa negara diatas sana?"
Ibu berpikir sejenak. "Satu. Itu dia. Satu negara satu paspor"
"Satu negara di atas sana?"
"Ya. Atau tidak sama sekali. Itu juga suatu pilihan lain. Yang kau minati ini hal - hal yang sudah sangat ketinggalan zaman."
"Kalau diatas sana cuma ada satu negara, mestinya semua paspor berlaku kan?" (Life Of Pi - Yann Martel hal: 118)
"I just want to love God"
film ini ngena banget di gue, apalagi bukunya, mainin emosi banget. Yann Martel deskripsikan baik banget. gue berasa di laut gue berasa ikutan capek. abis nonton, abis baca bukunya, bahkan waktu dosen gue ngebahas life of Pi itu semua selalu kebawa mimpi.
Film ini mempengaruhi gue sedikit banyak. The best deh film ini di tahun 2012!
Setelah gue terpukau oleh filmnya, gue pun berniat membaca bukunya. Meskipun ada beberapa hal yang dirubah, namun plot dan dasar ceritanya bisa ditangkap dan penafsiran gue selama nonton film nggak melenceng melenceng amat setelah gue cek di novelnya.
Piscine Molitor Patel, seorang anak yang tinggal di India. Ayahnya menjalankan usaha kebun binatang di rumahnya, jadi rumah pi halamannya itu kebun binatang.
Keluarga Pi diceritakan sebagai keluarga penganut agama Hindu modern dan tidak terlalu religius. Namun Pi justru tumbuh sebagai anak yang religius dan terus bertanya tentang Tuhan.selain Hindu, Ia menganut agama Kristen Katolik dan Islam.
Ada satu hal yang ngena banget dari keseluruhan film maupun buku, waktu dia mengucapkan terimakasih kepada Dewa Wisnu karena telah mempertemukan dia dengan Yesus.
Disitu gue ngeh bahwa 'Tuhan"yang dia sembah,yang ngenalin dia ke "Tuhan" lain, dan "Tuhan" yang menciptakan dia dan segala skenario hidupnya itu sama kan? Tuhan yang hadir dalam kehidupannya hanya simbol kan, bahwa sesungguhnya diatas simbol simbol itu ada satu Tuhan yang ttak berwujud, universal, lepas dari semua agama dan cara menyembah, bahwa Dia itu Satu.
Ketika Pi berumur 16 Tahun, keluarganya memutuskan untuk pindah ke Canada. kebun binatang mereka tanahnya milik pemerintah, tapi binatangnya punya keluarga Pi, jadilah segitu banyak binatang diboyong naik kapal TsimTsum untuk ke Kanada.
Singkat cerita, kapal tenggelam dan si Pi selamat di sekoci bareng Richard Parker, harimau Bengal dewasa. Dan mereka terombang ambing selama 7 bulan. Dia sempat tinggal di pulau karnivora sebelum akhirnya kembali terombang ambing di laut.
dia nggak ngebunuh Richard Parker karena takut dan menjaga kewaspadaan. dia jadi sibuk mancing dan punya temab senasib di sekoci sekalipun Richard Parker buas dan nggak bisa ngomong kayak di dongeng.
Yang paling sedih itu dari yang terakhirnya,
"I was crying like a baby, because Richard Parker left me unceremoniously" "All of life is an act of letting go but what hurts the most is not taking a moment to say goodbye."
Ini yang gue suka dari keseluruhan film dan cerita. Ending yang emang nyata. Harimau itu ninggalin Pi gitu aja pas udah sampe di Meksiko. Dia kabur kayak kucing kampung yang terkurung di dapur kita, dan begitu pintu dapur dibuka yaudah dia cabut aja gitu.
nggak kayak film film tentang binatang - manusia yang lain, yang biasanya uunyu unyu, kalau nggak binatangnya mati ya binatang itu balik lagi ke si pemeran utama dan mereka bersahabat happily ever after.
nah ini nggak. itu harimau pergi gitu aja dan nggak ada ceritanya dia balik lagi nemuin si Pi kayak peliharaan yang tersesat.
"It broke my heart"
yes, and broke my heart too :'(
sedih banget deh.
meskipun akhirnya nggak dijelasin lebih lanjut lagi tentang agama yang dia anut, kayaknya kita yang harus merenunginya sendiri.dia Hindu, Katolik dan Islam. tapi dia nggak kafir, dia nggak menyalahkan agama apapun, dan dia percaya Tuhan itu ada dan ingin mencintai Tuhan bagaimanapun caranya.
"Aku tidak mengerti, kenapa aku tidak boleh jadi tiga tiganya sekaligus? Mamaji punya dua paspor. India dan Prancis. Kenapa aku tidak bisa menjadi Hindu, Kristen dan Muslim?"
"Itu beda. Prancis dan India kan negara negara di bumi"
"Memangnya ada berapa negara diatas sana?"
Ibu berpikir sejenak. "Satu. Itu dia. Satu negara satu paspor"
"Satu negara di atas sana?"
"Ya. Atau tidak sama sekali. Itu juga suatu pilihan lain. Yang kau minati ini hal - hal yang sudah sangat ketinggalan zaman."
"Kalau diatas sana cuma ada satu negara, mestinya semua paspor berlaku kan?" (Life Of Pi - Yann Martel hal: 118)
"I just want to love God"
film ini ngena banget di gue, apalagi bukunya, mainin emosi banget. Yann Martel deskripsikan baik banget. gue berasa di laut gue berasa ikutan capek. abis nonton, abis baca bukunya, bahkan waktu dosen gue ngebahas life of Pi itu semua selalu kebawa mimpi.
Film ini mempengaruhi gue sedikit banyak. The best deh film ini di tahun 2012!
0 comments