In Another Universe, My Dad Is Captain America
17:02
Jadi koyo ngene iki ceritane...(gue
sebenernya bingung mau cerita pake bahasa Indonesia baku, bahasa non formal,
broken english, apa sekalian bahasa jawa, LOL)
Sekitar sebulan yang lalu, gue
ngimpiin bokap gue setelah sekian lama nggak ngimpiin doi. Random banget,
random parah sampe gue ketawa – ketawa sendiri pas bangun.
Jadi ceritanya gini, tiba tiba
rumah gue (bayangkan rumah gue di hutan
berpagar, waktu masih banyak tanaman – tanaman) didatangin Nick Fury
sama Agent Phil Coulson, iya, tokoh di Marvel itu lho. Mereka bilang kalo mereka
menemukan bokap gue beku di dasar lautan dan jadi es. Dan pas ditemukan, dan
dihangatkan ternyata bokap gue masih hidup! Nah mereka memperingatkan bahwa
bokap gue masih linglung dan ada di markas S.H.I.E.L.D. Mereka bilang bokap gue
gak sadar kalau dia kecebur dilaut dan jadi es. Bokap gue masih berpikir ini
tahun 2004. Jadi gue dan nyokap gue harus bersiap membantu bokap gue
beradaptasi kalau dia pulang nanti.
Terus mimpi gue skip sampe tau tau
bokap gue udah dianterin Fury ke teras rumah. Bokap gue shock gitu ngeliat gue
udah 20 tahun. Dan akhirnya bokap gue mulai kerja lagi dan menjalani hari –
hari dia seperti biasa. Tapi kebanyakan diem, selain karena mungkin dia masih
percaya – gak percaya, dia gak bisa komentar apa – apa tentang keadaan keluarga
gue sekarang karena dia sudah absen selama 12 tahun, persis kayak Captain
America ahahahah.
Terus skip lagi pas dia minta
diajarin main internet sama gue, tapi panik karena kelamaan. Dia pikir kita
masih pake telkomnet instan jadul yang dicolok pake kabel telepon dan bikin
tagihan bengkak ngahahaha.
Dia ngerokok aja di teras, kayak
biasanya dan malah beliin gue mainan, mungkin karena dalam ingatan dia gue adalah
anak kelas 5 SD yang kerjanya main PS 1 terus di ruang tamu. Dia nggak marah (nggak bisa) ke gue yang
ternyata gue nggak jadi apa – apa di usia gue yang sekarang ini. Gak bisa bantu
nyokap gue juga. Dia diem aja dan ngeliatin gue sambil ngerokok. Dan karena ada
dia, nyokap gue jadi lebih ceria dan bersemangat lagi. Keadaan jadi nggak
terlalu stressful. It’s a best day ever.
Kemudian gue bangun. Antara ketawa
ngakak karena mimpi gue childish sekali ketahuan kebanyakan main di fandom MCU,
sama pengen nangis juga, karena apakah gue sekangen itu sama bokap gue, ataukah
gue sedesperate itu membutuhkan pertolongan seorang ayah untuk keluar dari
keadaan rumah gue yang sedang mandek dan kisut.
Gue nggak percaya kalau orang
dingimpiin orang yang udah meninggal itu karena orang itu butuh didoain, orang
itu kangen, dsb. Bullshit. Mimpi itu kan projeksi dari otak kita sendiri. Jadi
gue nggak pernah high hopes kalau bokap gue itu masih mikirin gue dari alam
kubur sana. Justru gue yang tumben sedang memikirkan dia. Orang yang sudah mati
punya banyak hal yang perlu dipikirin selain kehidupan duniawi yang udah dia
tinggalin, ya kan?
Dalam keadaan gue yang sedang
seperti ini, gue disadarkan bahwa gue memang benar – benar hanya tinggal berdua
sama nyokap gue. Dan gue terus berpikir, alangkah enaknya kalau masih punya
ayah. Ternyata benar emang keluarga yang utuh itu memang terdiri dari 2 orangtua
(iya whatever your partner’s gender; yeah im pro lgbt, it will be fun to have two dads, right?) , jadi dalam keadaan apapun saling support satu sama lain.
Dua wanita di pedalaman cimanggis
ini butuh kau ternyata, pak.
0 comments