Tidak dapat dibeli di minimarket

22:40



Berproses teater bareng bareng itu nggak ada duanya. Sejauh ini gue belum menemukan, dan merasakan perasaan yang menandingi euforia ketika gue selesai mentas dulu bareng teman teman dan kakak kakak. Rasanya lega, senang, bahagia, sedih, terharu, deg deg an, segalanya, segalanya campur aduk dan itu keren banget. Kayak orang proses mau berak- dan sesudah berak. Nggak kasar sih, karena emang rasanya kayak gitu,beneran kayak gitu,serius loh bener, cuma skalanya lebih besar hahahaha. 

gue nggak jago akting, nggak bisa bahkan. makanya gue nggak berani menceburkan diri lebih dalam ke teater yang lebih serius setelah lulus. Tapi gue suka teater. sukaaaaaa banget. Suka nontonnya. terus suka berprosesnya. 

ya, di teater sma itu, gue ikut karena gue terpesona nonton teater teater profesional di luar sana dan penasaran 'gimana sih cara bikin pementasan seperti itu? gimana sih teater itu di dalamnya?'. Dan terceburlah gue dalam ekskul teater SMA gue itu. no, no, no. Bahkan gue nggak menganggap itu ekskul. Gue menganggap itu rumah kedua gue, tempat gue lari dari segala kenyataan hidup*halaaah*, dan gue menganggap mereka keluarga gue. 

Mungkin ini efek pelarian. Iya. Dulu gue benci sekolah(oh kecuali sahabat sahabat, teater, dan beberapa cowok cowok kece, dan pelajaran bahasa inggris) ya, gue benci sekolah, pelajaran matematika yang gue NGGAK PERNAH NGGAK REMED, benci guru guru yang menyebalkan, benci kalau olahraga disuruh lari, benci kalau gue jadi bahan olok olok di kelas, benci karena gue adalah girl next next next next next next.......door, benci kalau kenyataannya gue masuk 10 terendah seangkatan, sampe orangtua dipanggil ke wakasek, sampe gue dibawa hypnoterapi dua kali dan endingnya gue tetap males dan membenci sekolah, benci benci benci. 
panggung pertama, 2009

panggung terakhir, 2011
Dan di teater itu, gue menemukan surgawi nya SMA. Orang bilang masa es em ah itu masa paling indah. Gue emang nggak mendapatkannya di sekolah dengan jadi anak rebel bandel atau jatuh cinta kisah kasih balablabla, tapi gue mendapatkan itu di teater. Gue merasa masa paling indah gue di es em ah itu ya di teater itu. 



Gue nggak bisa, nggak jago akting, dan anti-ekspresi banget muka gue itu. Jadi di teater itu gue nggak pernah kebagian akting dan gue emang gak mau. Dengan tulus ikhlas gue lebih memilih di belakang layar, dan menikmati berprosesnya itu, meskipun gue jadi properti, jadi musik(posisi ini sering membuat gue kehilangan cukup banyak rambut akibat jambak jambak rambut sendiri kalau ada kesalahan musik di tengah pentas), jadi pimpro, jadi tim hore, jadi tim heboh, jadi sales risoles mayo,jadi tuan rumah bukber, jadi penanggung jawab, jadi ketua(yang ngadep ke kepsek, wakasek, dan paling pertama kena semprot T_T ), tapi menonton latihan, ngeliat progress anggota dan para pemain lain meningkat, punya suatu kebahagiaan tersendiri. gue juga nggak ngerti kenapa gue bisa kayak gini. Kenapa gue kecantol banget sama teater es em ah ini. kenapa?kenapa? 

gue juga suka latihan pas liburan sekolah. Iya, liburan 2 minggu yang langka didapat di sekolah ketat kayak es em ah gue itu, gue rela jadi jatah latihan. Iya, latihan. Asik. Berasa menjajah sekolah. Ya, sekolah bisa menjadi tempat yang sangat romantis ternyata kalau sepi. Langit dan lapangannya kalau sore, suara suara dialog yang menggema, dan waktu waktu yang mengalir. Segala kebencian yang ada sama sekolah, runtuh ketika teater latihan. Sekolah itu jadi panggung kita. 

Dan perasaan perasaan kelar mentas, yang euforianya pecah banget. Dada rasanya gembung dan meletup letup, denger tepuk tangan penonton, semuanya... semuanya!!! argh. dan kelar mentas euforianya nggak hilang dalam satu dua jam, tapi berhari hari, berbulan bulan, sampe rasanya sakau buat berproses lagi.
bahkan sampai sekarang, sisa sisa euforia itu masih ada dalam diri gue, bikin merinding sendiri, dan akan gue simpan. Gue nggak ngerti deh gue doang apa gimana, walaupun gue jadi belakang layar, gue puaaasss bvanget rasanya kalau kelar mentas. ada sih satu dua pementasan yang nggantung dan nggak sreg di hati, tapi emang di dunia ini nggak ada yang sempurna kan? Toh yang tetap tersimpan di hati gue semua yang asik asik, semua yang seneng seneng, semua yang keren keren dari teater. 

aduh maaf gue ngelantur. maaf. gue emang lagi kangen banget sama teater  itu. gue emang masih ketemu semua orangnya sih, tapi bukan itu. gue kangen masa itu. gue kangen. kalau sekarang udah mencar mencar sih. angkatan gue aja pada menghilang :'( 
kadang gue bingung ada yang salah kali ya dari gue kenapa gue sampe kayak gini hahahahaha

maka dari itu gue pengen balik lagi dan menularkan ini semua ke adik adik baru itu. Gue pengen mereka ngerasain apa yang gue rasain. gue pengen lihat reaksi, ekspresi meereka selepas 'boker' itu, gue pengen lihat mereka merasakan euforia itu. gue pengen lihat progress mereka, latihan mereka... gue merasa bertanggung jawab karena teater itu udah bikin gue senang dan menikmati sekolah yang gue anggap neraka itu, karena teater telah menyelamatkan masa es em ah gue, karena teater udah mengajarkan banyak hal dalam hidup gue, karena teater adalah keluarga gue, gue nggak bisa ninggalin begitu aja. gue nggak bisa 'kabur' dan pergi. karena pada dasarnya gue juga masih pengen disitu . gue masih pengen disitu. gue masih pengen bikin schedule, jadi seksi ribet, atau apapun lah. gue masih pengen ngerasain keajaiban panggung itu.  gue mau perasaan yang gue rasakan ini bisa dirasakan adik adik itu. gue pengen merasakan berproses yang menyenangkan itu lagi.  gue pengen semua yang ada di teater bisa rasain kebahagiaan yang gue rasain dan gue dapetin. meskipun kenyataannya, nggak segampang itu..................

ya, semua perasaan itu, semua pengalaman hidup itu, nggak bisa di beli di minimarket manapun di dunia ini...
"Lo nggak bisa maksain orang lain untuk memiliki rasa cinta yang sama dengan apa yang lo rasakan, tir..."




You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images