Kenapa anime
05:00Tulisan ini saya persembahkan buat anak anak yang matanya lengket di tv nonton kartun kartun slapstick,juga buat orang orang yang bilang "anime? Manga? Itu kan tontonan dan bacaan anak anak??"
Well ini cuma opini dan unek unek saya. Kalo nggak setuju silakan, setuju juga ya silakan.
Belakangan ini saya agak annoyed kalau lagi nemenin saudara saya yang pada piyik piyik itu nonton tv. Mereka addict nonton tv kabel, dan yang di tonton itu tuh CN,Ni*ck,sama D*sney Channel.
saya agak agak gimana gitu ngeliat kartun kartun yang ditayangin channel channel tersebut. Well, dulu saya juga suka Tom & Jerry dan nge fans banget sama Powerpuff Girls, tapi nggak se addict sama anime dan manga jepang.
menurut saya, kartun kartun channel tersebut bener bener pure hiburan. mau di nilai dari segi instrinstik maupun ekstrinstik saya nggak bisa menemukan pesan moralnya barang secomot. Well kalaupun ada itu pun nggak di tegaskan dan emang bukan suguhan utama. Kartun kartun itu murni penghibur. Dan yang bikin empet adalah, kartun kartun itu bersifat one shot. Bukan series. Yaaa minimal kayak Ben 10, tapi itu pun yang bersambung paling cuma beberapa episode panjangnya. Itu teknik yang menjebak anak buat selalu ada di depan tv. jadi meskipun tadi pagi kartunnya udah tayang dan ditonton, lalu satu jam kemudian muncul lagi, mereka nggak akan terganggu karena tidak adanya rasa penasaran yang ditimbulkan. Saya pribadi sih kalo nonton anime berseries yang belum jelas tamatnya dan nontonnya di channel tv kabel, saya ogah nonton 2 kali. cuma bikin mati penasaran nungguin episode yang akan datang. Jadi dalam seminggu, saya bisa cuma beberapa jam nonton tv(itu juga dulu waktu masih punya tv).
Dan ya soal one shot itu terbukti. Saya waktu kecil koleksi vcd tom n jerry dan saya nonton itu berulang ulang meskipun sudah tau ceritanya.
nah menurut saya, kartun 'sekali abis' itu emang rancangan dasar buat kartun anak anak. simpel.
Anime jenis Kodomo(untuk anak anak) pun menggunakan sistem ini. Lihat aja doraemon, ninja hattori, P-man. paling nyata lihat deh doraemon. Plot sama dari tiap episode. Nobita kesulitan-minta alat doraemon-memakai alat berlebihan-alat disalahgunakan-terjadi kekacauan-lalu penyelesaian dimana doraemon lagi nasehatin nobita.
plot ngga jauh beda sama Tom n Jerry yang tiap episode gitu gitu aja. Mulai dari kejar kejaran-ketemu anjing/kucing liar/dll- salah satu pihak kalah atau bahkan keduanya.
tapi lihat gimana doraemon di tiap episodenya bisa menekankan pelajaran moral buat anak anak yang nonton. Dengan gamblang anime itu menuntun kita agar tidak egois kayak Giant, jangan licik seperti Suneo, jangan jadi pengecut kayak Nobita, dan keep fighting apapun yang terjadi sekalipun kamu lemah dan di bully terus. Dan yang utama, ngasih tau anak anak bahwa di dunia ini nggak ada yang namanya jalan pintas. Karena dari semua ending tiap episode, alat alat doraemon pasti ada aja yang rusak atau apalah. Dan pada akhirnya Nobita harus berjuang dengan kemampuannya sendiri,demi dirinya sendiri.
See? Doraemon lho. Manga anime ber genre komedi dalam tingkat Kodomo/anak anak. Struktur anime nya sama dengan struktur kartun barat, tapi lihat betapa dibalik ceritanya terdapat banyak nilai filosofi dan moral. Dan disuguhkan secara gamblang melalui dialog. Dan nasihat yang disampaikan itu melalui Doraemon, tokoh yang di buat sejajar dengan Nobita si tokoh utama, jadi anak anak nggak merasa di gurui dan bilang "basi banget" ketika melihat nobita lagi di nasehatin sama Doraemon. dengan tontonan have fun, membuat anak anak mulai belajar ngeliat sesuatu yang 'dalem', yang punya makna, nggak sekedar haha hihi ngeliat adegan slapstick kartun kartun warna warni itu.
Kalo Tom n Jerry? Kartun yang bahkan tanpa dialog sama sekali. Hanya menyuguhkan visual visual lucu yang kalaupun ada pesan moralnya , nggak akan segampang itu di tangkep sama anak anak.
Kalau anime, ada tingkat tingkat tertentunya. Seperti kodomo(untuk anak anak), Shonen (untuk remaja laki laki) Shoujo (untuk remaja perempuan) , Josei(untuk wanita/ Lady manga), dll. Juga genre nya yang nggak kalah sama film, anime juga punya genre dari drama, action(biasanya masuk ke Shonen), romance(masuk ke shoujo) atau bahkan bisa penggabungan keduanya, horror, sci fi, dll.
Dan jauh sebelum saya mengerti tingkatan tingkatan anime manga ini,tanpa sadar saya sudah mengikuti alur yang ada.
Waktu kecil saya nonton Doraemon, Ninja Hattori, Sailor Moon, Card captor sakura. Dan memang, ada anime tingkat shonen yang saya tonton. Saya nonton, tapi entah kenapa saya nggak ngerti. Seperti detektif conan dan inuyasha. Saya ngerti nya pas mulai kelas 4 SD padahal saya nonton animenya dari kelas 1SD kali -.- . Nah kayak naruto juga, waktu itu sempet ditayangin sama stasiun tv yang berbeda dua kali. Pertama kali tayang saya masih plonga plongo nggak ngerti, sehingga saya nggak nonton lagi. Beberapa tahun kemudian tayang lagi, saya mulai ngerti dan malah sangat sangat tertarik sama ceritanya.
Disaat saya mulai asyik dengan naruto, saya mulai melirik manga manga shoujo. lama lama saya jadi banyak baca manga shoujo. pada titik ini saya tidak lagi tertarik dengan doraemon dan stop mengkoleksi komiknya. Dan setelah lepas shoujo, terakhir akhir ini saya menikmati nonton anime genre josei semacam Usagi Drop dan Honey & Clover. Bahkan saya sudah nggak tertarik dengan manga shoujo.
semuanya terjadi secara natural, bahkan saya baru tahu tingkatan tingkatan manga anime ini baru baru ini lantaran mulai browsing anime.
Sehingga saya nggak bisa mantengin satu channel seharian karena pasti ada aja genre yang saya nggak suka dan saya nggak betah nonton dua kali.
Kalo ada yang bilang kartun hanya untuk anak anak, itu benar. Kalau ada yang bilang anime hanya untuk anak anak, itu artinya orang tersebut nggak paham apa apa .
Tetep lah anime ada dampak buruknya, at least coba lihat genre ecchi(anime sexy yang halus) dan hentai(anime porn) , itu adalah salah satu cara dunia porno menghampiri para pembaca dan penonton.(Bahkan bikin anime porno pun mereka niat banget -___-)
Dan ada jenis komik yang menampilkan Shoujo-ai(rasa keterikatan antara girlxgirl tapi sebatas persahabatan banget tapi ya... Udah di batas batas agak agak...) Shonen-ai(sama seperti shojo-ai tapi boyxboy) dan biasanya yang berkembang lebih dari itu ada Yuuri(yang udah menjurus to the point cewek sama cewek) dan yaoi(cowok sama cowok). Tapi justru lho penggemar manga anime bertema Yaoi atau Shonen ai malah cewek. Jarang sekali pria melihat dan menggemari manga ini. Well saya udah buktikan sekali sih di Kamen Rider Ryuuki dimana saya mendukung pairing Shinji dan Ren fufufufufu.
Tapi kembali pada intinya, semenjak masuk tahap pemisah shoujo dan shonen, kita udah mulai bisa memilih sendiri kita mau baca genre apa, cerita kayak gimana dsb. Jadi kalo mau jadi penggemar hentai ecchi yaoi yuuri dsb pasti itu ketika kita berada pada umur dan nalar yang emang udah ngerti ceritanya. Lagipula anime anime ekstrem kayak begitu nggak ditampilkan di tv laah.
Back to topic, kalau dari segi teknik, anime dan kartun memang berbeda. Saya pernah melihat proses pembuatan mickey mouse jaman dulu(kalo sekarang udah murni digital kali ye) dimana Walt Disney untuk bikin adegan mickey jalan aja harus bikin ratusan gambar supaya terlihat bergerak dengan halus.
Sedangkan anime sepertinya tekniknya lebih simpel. Apalagi prinsipnya mereka akan menjaga orisinalitas gambar dari mangakanya. Mudahnya anime itu kayak "bikin manga jadi bergerak" gitu aja. Makanya gerakannya kaku dan nggak detail.
Sebenernya semua ada plus minusnya, tapi saya lebih kecemplung di dunia Anime manga.
Kenapa? Karena semakin saya tambah tua, yang namanya anime masih bisa di nikmati dan mengikuti kita. Dan ceritanya pun tetep seru.
Dan banyak anime manga yang saya nikmati rata rata punya bekas mendalam selesai saya baca dan tonton. Banyak juga yang memberikan motivasi.
Kayak waktu Naruto ujian chuunin, itu saya nonton pas kelas 5 - 6 SD, ngeliat naruto bisa menyelesaikan tahap demi tahap ujian itu bikin saya semangat. Naruto aja bisa kenapa saya nggak bisa?
Terakhir kemarin saya nonton Honey & Clover, anime yang bikin saya nangis nangisan, tentang mahasiswa dari institut kesenian yang memotivasi saya untuk terus berkarya.
"Lo bisa termotivasi cuman karena nonton kayak gituan?!"
Well ya, pada dasarnya anime memang bukan cuma "kayak gituan".
Anime ngajarin gue tentang semangat hidup, ngajarin gue supaya gue nggak egois nggak picik nggak lemah, terus berjuaaang, nggak cepet putus asa, harus berani keluar dari zona nyaman, harus punya kekuatan hati untuk ngejalanin hidup, dan masih banyak banyak lagi.
Itulah kenapa saya stuck disini, di dunia anime manga, yang orang bilang "tontonan anak kecil".
rada rada gimana gitu ngeliat sodara sodara saya anteng nonton kartun, saya sodorin naruto juga nggak betah nontonnya -.- sedih deh nggak ada yang sejalan pikiran sama saya dirumah :'(
Pokoknya nanti kalau saya punya anak saya akan biasakan nonton anime. Supaya dia bisa memandang hidup lebih dari hidup!
1 comments
Ulasan kamu enak dbaca. Pengalaman pribadi dan sehari-hari dengan maksud berbagi. Pernah baca tulisan2 lepas Umar Khayam yang dibukukan dan berasal dari kolom salah satu surat kabar di Yogya?
ReplyDeleteTidakkah berminat tulisan ini dikirim ke media Kompas Muda atau majalah remaja? Dengan baca tulisan ini jadi mengingatkan saya pada sahabat terdekat saya saat kecil yang sangat suka anime dan manga sampai usia dewasa.