Sakit hati yang tak bisa hilang

15:06

Semua orang punya ambisi,bukan? Itu hak,dan tak boleh ada yang mengganggu gugat.
Saya juga punya. Ambisi. Yang saya elu elukan sepanjang tahun kemarin. Ambisi yang membuat saya tetap berada di sekolah saya.

Dulu,saya benar benar menyesal sekolah di sekolah saya sekarang. orang orangnya begitu, pelajarannya begitu,standar nilainya naudjubilee... dan saya nggak punya motivasi tinggi untuk tetap berada di sekolah itu,sampai saya menemukan kelas itu, kelas IPB! hahah,jurusan IPB. Jurusan bahasa.

Saya sadar,kemampuan terbesar saya yang bisa saya banggakan selama hidup saya hanya Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Yang bisa saya bayangkan sejauh ini. Dan itu nyata. Karena itu saya memilih untuk masuk jurusan IPB. Karena saya yakin bahwa di jurusan itulah otak saya dapat tersalurkan.

Selama setahun saya mengelu elukan kelas itu. Saya bangga banggakan. Masa bodoh dengan rumor tentang anak anak nya yang bandel atau apalah bullshit! saya tetap bela ipb!saya bela saya tentukan niat masuk kesana! nilai Bahasa Inggris sama sekali nggak remed, bahasa Indonesia praktek pun sudah diatas rata rata. Lalu?

Saya dendam kesumat sama guru Bahsa Inggris saya. Nilai bahasa Inggris saya di raport ditulis 76. Bayangkan,jerih payah nggak pernah remed, maksimal saya remed 1x, cuma 1x dan nilai saya 76. Teman teman saya,yang sering reemed bisa mendapatkan nilai yang jauh lebih baik daripada itu. Dan karena itu wali kelas saya menimbang nimbang untuk memasukkan saya ke IPS. dan taraaaaaaaaaaaa..MASUKLAH SAYA KE JURUSAN IPS.

Saya kesal. Saya ..ikhlas sih, tapi saya masih sakit. hati. SAKIT!!
Saya mau masuk ke IPB, saya mau belajar bahasa prancis jepang jerman sastra..saya mau belajar bahasa... Saya pengen pengen pengen...!!
Tapi nggak bisa, takdir sudah membelokkan ambisi saya.
Arggh!

Dan saya benci!
Padahal, kelas yang saya banggakan,meskipun saya gagal masuk IPB saya pun tetap membela dan membanggakan kelas IPB,tapi? Tapi begitulah.

Saya masih sakit hati,apalagi kakak kelas saya masih sering membangga banggakan IPB ke saya, dan..beberapa oknum yang membuat saya makin sakit hati. Jujur, segitu besarnya ambisi saya untuk masuk IPB. Mungkin ini yang dirasakan anak anak yang kepingin banget masuk IPA.

Sedih. Saya selalu sakit hati kalau melihat anak anak IPB. Saya iri. Saya cemburu. Dan saya sebal!! mereka yang sudah diberi kesempatan untuk masuk di kelas IPB seolah nggak ada berterimakasihnya.Padahal saya disini kepengen banget masuk IPB.

Bisa, sebenernya waktu awal masuk bisa masuk IPB mungkin bisa tuker atau apalah. tapi saya sudah malas, sudah pupus harapan,sudah nggak asik lagi kalau saya sampai mengambil kesempatan kedua. Itu juga kalau diterima masuk ke IPBnya. Kalau nilai bahsa inggris brengsek itu menjadikan saya dianggap bodoh untuk ke ipb,bagaimana? Syaa benci benci benci sama semuanya!

Iya,saya sudah belajar ikhlas. Tapi hati saya masih sakit. Sakiiit banget banget banget. Sangat sakit. Cuma gara gara IPB?iya,sama seperti kalian mungkin yang ingin masuk IPA.

Saya nggak benci anak anak ipb, saya nggak benci. Saya benci sama diri saya sendiri. Saya.. cuma sakit hati. Sakit hati sama semuanya. Dan sampai detik ini pun saya juga masih sakit. Ngilu,kalau melihat kelas IPB.

Saya sedih. Saya sakit hati.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images